Dear July,
Berapa banyak orang yang ingin pergi, malah terperangkap kembali di tempat tersebut.
(Seperti aku yang ingin pergi, namun hati tidak dapat melupakan budi).
—
Berapa banyak orang yang ingin kehidupan, malah kelihatan seperti sudah tiada.
(Seperti aku yang ingin Kamu senang namun kemudian malah mengkhawatirkan Kamu).
—
Berapa banyak orang yang saling mencintai malah seperti hendak berpisah.
(Seperti aku yang selalu diam, tidak mahir mengungkapkan perasaan).
—
Berapa banyak orang tersenyum, namun sebenarnya mereka sedang menangis.
(Seperti Papa-Mama yang berharap besar terhadap Kita).
Cay…
Siapa yang tahu Kita akan kemana.
Siapa yang tahu kehidupan ini akan berubah menjadi apa.
Apakah perlu sebuah alasan agar tetap tidak memperdulikan kehidupan.
(Apakah perlu alasan untuk membalas budi seseorang?)
—
Ataukah tetap terbang tinggi dengan penuh murka. Bagaimana saya bisa bertahan hidup.
(Atau harus aku jalankan hidup dengan penyesalan).
—
Berapa banyak kemuliaan malah terasa seperti penghinaan.
Berapa banyak persaaan suka cita malah seperti sakit hati.
Berapa banyak kegembiraan malah seperti hati tersayat pisau.
(Tujuan baik membalas budi namun mengorbankan perasaan dan memberikan resiko kepada orang-orang yang paling aku sayang – sampai kapan budi terbalas).
—
Berapa banyak kecemerlangan malah seperti kehilangan semangat.
(Membalas budi dengan baik namun mengkhawitrkan Kamu).
—
Siapa yang tahu apa yang akan kita impikan.
Siapa yang mengerti, martabat kita akan seperti apa ke depannya.
Apakah perlu mencari alasan untuk tetap mengikuti arus.
(Bukankah budi harus dibalas – entah di kehidupan ini atau di kehidupan selanjutnya).
—
Ataukah maju ke depan agar terbebas dari rasa terkekang.
(Dan membalas budi ini di kehidupan berikutnya).
—
Bagaimana saya bisa bertahan hidup
(Melihat Kamu khawatir namun tetap harus membalas budi).
—
Siapa yang tahu kita akan kemana.
Siapa yang tahu kehidupan ini akan berubah menjadi apa.
Apakah perlu sebuah alasan agar tetap tidak memperdulikan kehidupan.
Atau tetap terbang tinggi dengan penuh murka.
BAGAIMANA SAYA BISA BERTAHAN HIDUP?
Sorry…
From,
One lucky husband.